karya : Mutiara Pritasya
Siang ini aku menangis sesenggukan karena semua piala-piala yang aku banggakan harus dipindahkan ke gudang.
“huhuhu.. mama kok tega sih mindahin semua itu kegudang” suaraku tersedu-sedu sambil menunjuk ke arah piala-pialaku yang sedang di beresin mama.
Air mataku mengalir deras, wajahku memerah. Begitulah aku, anak manja yang cengeng dan kalau mengangis membuat wajahku memerah seperti tomat.
Mama tersenyum dan membujukku ,
“piala-piala ini bukan mau mama buang sayang, mama hanya pindahkan ke gudang untuk tetap disimpan, karena disini udah tidak muat lagi”
Dalam hati aku memang mengakui bahwa piala aku semakin hari semakin bertambah banyak sedangkan ruang penyimpanan sudah tidak mencukupi lagi, tapi aku tetap aja sedih.
Putri adalah namaku, aku gadis cilik yang rajin mengikuti berbagai perlombaan seperti membaca puisi, mendongeng, pidato bahkan menulis cerita pendek. Banyak sekali piala yang aku dapatkan dari hasil kerja kerasku mengikuti berbagai perlombaan itu. Aku bisa memenangkan berbagai perlombaan itu karena aku rajin berlatih dan membaca buku. Buku-buku yang aku baca memberikan informasi-informasi baru untukku, dan dari membaca juga aku bisa memotivasi diriku untuk menjadi yang terbaik. Koleksi buku pun selalu bertambah yang membuat rak bukuku pun semakin berisi hingga hampir penuh, karena membaca memang menjadi salah satu hobiku.
“mama boleh pindahin piala-piala ini, tapi mama harus janji akan belikan putri gadget baruyang sekarang lagi trend, temen-temen putri sudah punya semua” aku memberi syarat ke mama sambil tetap menangis.
Aku anak tunggal yang terlahir dari keluarga berkecukupan, jadi sangat mudah sebenarnya untuk orangtuaku membelikan aku Gadget, hanya saja selama ini orangtuaku merasa khawatir aku menyalahgunakan gadget ke hal-hal yang negatif.
“ok, tapi kamu harus bantuin mama pindahin ini semua dan merapikannya di gudang” jawab mamaku ringan sambil menunjuk piala-piala yang ada dihadapan mama.
“bener ya ma, mama harus janji” ucapku sambil menghapus air mata di pipi ku.
Aku pun langsung bergegas membantu mama membereskan piala-piala itu, karena sudah lama aku membujuk mama untuk membelikanku Gadget.
Beberapa hari kemudian, di saat papa pulang kerja, papa menggodaku dengan sebuah kotak yang dibungkus kertas pink dengan pita merah,
“putri mau ini enggak..”
Aku yang lagi sibuk dengan buku-buku ku langsung berlari menghampiri papa dan mengambil kotak tersebut dan buru-buru membuka nya, tanpa aku duga ternyata isi kotak itu adalah Gadget yang aku idam-idamkan. Betapa bahagia aku menerima Gadget itu, ternyata mama memenuhi janjinya dan membujuk papa agar mengizinkan dan membelikan gadget untuk aku.
“makasi papa, makasi mama” ucapku sambil melompat kegirangan.
——————
Waktu berlalu begitu cepat, aku pun tumbuh menjadi gadis cantik yang gemar menggoyangkan badan didepan gadget. Aku suka bermain tiktok, akun tiktok ku pun memiliki banyak pengikut.
Banyak yang meminta aku untuk mengiklankan produk-produk mereka, sehingga aku mendapatkan penghasilan dari hobi baruku itu. Gelar Tiktoker, Youtuber, dan Influencer tak ayal menempel dalam diriku. Akupun mulai melupakan kebiasaan baikku yaitu membaca buku, dan aku tidak pernah lagi mengikuti lomba-lomba yang dulu sering ku ikuti.
Bagiku, kini gadget adalah hal terpenting dalam hidupku. Nilai pelajaran ku pun menurun, tapi aku tetap tidak peduli, aku asik dengan dunia baruku ini.
Suatu hari terdengar suara pintu kamarku di ketok,
“tok..tok..tok..”
Kemudian pintu itu terbuka dan mama masuk sambil membawa lembaran kertas hasil ujianku sambil berkata,
“put, sebaiknya kamu lebih memperhatikan pelajaran sekolah nak, mama perhatikan belakang ini kamu selalu sibuk dengan sosial media kamu, kamu selalu dengan gadgetmu, nilai-nilai kamu turun terus ini nak”
Aku yang sedang sibuk membuat konten untuk akun medsosku pun hanya menjawab sambil acuh “iya ma” dan terus melanjutkan aktifitasku didepan kamera gadgetku.
Aku tumbuh menjadi remaja berbakat yang penuh pesona sehingga banyak remaja yang menyukai konten-konten dan vlog-vlog yang aku buat. Hal itu yang membuat aku semakin semangat membuat konten yang mengakibatkan aku tidak lagi memprioritaskan sekolahku, walau saat ini aku masih duduk dikelas XI di salah satu SMA Negeri Favorit di daerahku.
———
Hari berganti hari, hingga suatu hari, ibarat kata pepatah, semakin tinggi pohon semakin kuat angin yang menerpa. Aku mendapatkan masalah, banyak komentar-komentar negatif dari netizen atas semua karya-karya yang telah aku buat. Aku merasa sangat sedih dan terpukul hingga aku tidak berani untuk membuka gadgetku lagi. Aku tidak lagi bersemangat melakukan apapun, aku pun tidak ingin keluar rumah, aku mengurung diri dikamarku.
“putri..buka pintunya nak, ada yang ingin mama perlihatkan ke putri ini nak. Buka pintunya sebentar ya sayang” terdengar suara mama dari balik pintu kamarku.
Akupun membuka pintunya, mama terlihat sangat khawatir dengan keadaanku. Mama menghampiriku dengan membawa foto-foto masa kecilku, masa dimana aku jadi gadis kecil yang sangat aktif berkompetisi, yang memiliki segudang prestasi.
“putri ingatkan nak, waktu pertama kali putri ikut lomba pidato, dengan percaya diri putri mengatakan kalau putri akan memberikan penampilan yang terbaik. Ibu yakin nak, kamu pasti bisa bangkit kembali mengejar prestasi dan berkreasi, Putri juga ingatkan, kalau putri pernah membaca buku tentang seorang pemenang sejati tidak akan pernah malu untuk bangkit dan prestasi. Semangat ya anak mama”,
ucap ibu sambil memeluk aku yang menangis sesenggukan, tak terbendung air mataku yang mengalir begitu deras dan membuat wajahku memerah seperti tomat.
Aku pun mengingat masa kecil yang kulalui penuh dengan perjuangan. Lalu ku ambil buku-buku yang dulu selalu menemani hari-hariku, buku yang sempat terlupakan karena kesibukanku dengan gadgetku, ku bersihkan buku tersebut dari debu yang menempel pada buku usangku itu.
“maafin putri ma, putri selama ini melupakan kebiasaan baik ini ma, putri juga sering mengacuhkan nasihat-nasihat mama, putri janji putri akan bangkit lagi ma, putri akan jadi seseorang yang lebih baik lagi, putri akan mengejar prestasi dan memberikan yang terbaik untuk masa depan putri”.
————-